Kamis, 13 Agustus 2009

Dimana Ini

Kiranya aku sudah lama tertidur,berisik televisi yg tidak dimatikan dari tadi malam membangunkanku.Berita pagi ini klise seperti berita-berita kemarin.Pembunuhan,korupsi,segala macam berita kriminal khas negara berkembang tersaji di semua stasiun televisi.Berita yg sama dengan gaya pemberitaan yg berbeda.Setiap kupencet remot,serentak semua stasiun tivi menayangkan berita yang sama.Berita kriminal dan infotainmen sudah susah dibedakan.Cukup membuat miris hati siapa saja.
Mungkin aku bisa menemukan sesuatu yg berbeda jika aku berjalan-jalan keluar rumah.Tapi.woooow,tunggu dulu,dimana ini?Semua wanita yg kulihat diluar rumah nampak serupa.Semua berambut lurus,berkulit putih,persis wanita dalam iklan ditelevisi tadi.Dan.....busana mereka mengingatkanku pada saat aku berusia dibawah lima tahun,lucu dengan rok mini yg jika membungkuk maka akan terlihat sedikit celana dalam yg fancy.Konyolnya bagiku,aku juga tak begitu paham cara bicara mereka.Setahuku gaya bicara model begitu hanya digunakan disuatu daerah bernama Ibu Kota.Oh ya aku lupa,gaya bicara itu mirip sinetron-sinetron kejar tayang di beberapa stasiun televisi,pantas aku kurang memahaminya.Sebab aku tak pernah menontonnya.Ah,aku jadi merasa sedikit malu,kenapa waktuku hanya kugunakan untuk membuka lembar-lembar buku,melahap setiap makna hingga aku lupa,bahwa ada dunia bernama televisi.Coba aku ikut latah mengikuti industri bernama trend.Tentu aku tak merasa seasing ini.Kuamati diriku,celana panjang ini terlihat aneh ditengah rok-rok mini itu.Dan,wuaaaaaa......mereka tak ada yg bersandal jepit sepertiku.Semuanya memakai high heel,stiletto,alas kaki yang bahkan dalam mimpipun aku tak terpikir untuk memakainya.
Aku mulai merasa malu,ketika mata-mata itu memandangku dengan aneh dan tak mengerti,seolah-olah aku makluk asing yang tersesat entah darimana.Aku mulai merasa aku berbeda,aku asing.Dan perasaan itu yang akhirnya memaksaku untuk berlari,lari.......sejauh mungkin.tapi sejauh apapun aku berlari,aku tetap merasa tersesat.Karena dimanapun aku berada,semua pemandangan terlihat sama.Aku mulai merasa putus asa.Menjadi diri sendiri apakah hal yang percuma?Ketika hidup hanya dinilai dari apa yg nampak saja.Apa sebaiknya kurubah diriku mirip seperti mereka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar